A. Pendahuluan
Teknologi merupakan sesuatu
yang terus berkembang dan berubah seiring perjalanan zaman. Teknologi sebagai
hasil ciptaan dan buah pikiran manusia akan selalu mengalami perubahan yang disesuaikan
dengan kondisi serta kebutuhan masyarakat di zaman tersebut. Sesuatu yang
dianggap canggih dan sangat bermanfaat pada masa ini belum tentu akan dianggap sama
dalam lima atau sepuluh tahun ke depan.
Teknologi juga merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari industri media. Perkembangan teknologi yang
sangat pesat turut membawa perubahan yang besar bagi industri media. Salah satu
dampak langsung dari perkembangan teknologi adalah timbulnya konvergensi media. Menurut Astrie (2012:
588), konvergensi media adalah integrasi berbagai layanan media melalui sistem
teknologi, yang kemudian memungkinkan semakin terdiversifikasinya jenis-jenis
produk media massa. Konvergensi bukan hanya sekedar proses teknologi yang
menggabungkan beberapa fungsi media ke dalam satu alat, namun lebih mewakili
perubahan kultural di mana konsumen akan terdorong untuk mencari informasi baru
dan menghubungkan berbagai konten media yang sebelumnya tersebar. (Astrie,
2012: 590)
Perkembangan teknologi juga
membawa tantangan baru bagi industri-industri di dunia. Hanya mereka yang
sanggup beradaptasi dan menciptakan inovasi terus-menerus yang akan sanggup
bertahan.
B. Teknologi
Analog & Digital
Evolusi teknologi tidak
serta-merta terjadi begitu saja. Dibutuhkan proses yang cukup panjang sampai
kita mengenal beragam teknologi yang kita biasa gunakan sekarang. Pada masa
lalu, teknologi dimulai dengan sebutan sistem analog. Untuk format media cetak sendiri dimulai dengan
ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg pada abad ke 15 di Eropa. Hal
ini membuat proses percetakan dan produksi tulisan cetak menjadi lebih cepat,
dan menjadi cikal-bakal dari surat kabar.
Ciri khas dari sistem analog
adalah setiap alat biasa hanya memiliki satu fungsi spesifik. Sebagai contoh
mesin ketik hanya bisa untuk mengetik, kamera film yang hanya bisa mengambil
foto, namun tidak ada cara untuk melihat hasil foto secara langsung tanpa
dicuci terlebih dahulu, atau bahkan walkman
yang sangat terkenal pada tahun 1990-an hingga awal 2000, dimana alat
tersebut hanya bisa memutar lagu lewat kaset pita tanpa ada fungsi lain.
Dikarenakan fungsinya yang
sangat spesifik tersebut, sistem analog memiliki beberapa kelemahan, antara
lain :
· Tidak praktis, untuk mengerjakan
beragam pekerjaan maka dibutuhkan beberapa jenis alat analog sehingga membuat
pekerjaan tidak efisien (harus berganti-ganti alat).
· Proses kerja yang lebih lambat. Ambil
contoh kamera film, untuk melihat hasil foto saja kita harus mencuci filmnya
dulu di kamar gelap, baru dicetak ke lembaran foto, yang mana tidak semua orang
memiliki alat dan bisa melakukannya (pada masa tersebut).
Walaupun demikian teknologi
analog juga memiliki beberapa kelebihan, misalnya biaya produksi yang lebih
murah serta cenderung lebih awet / tidak mudah rusak (beberapa perusahaan bahkan
masih menggunakan pita kaset untuk menyimpan data karena dianggap lebih tahan
lama dan aman dari hacker). Meski
memiliki kelemahan, namun teknologi analog merupakan batu loncatan bagi manusia
dalam usahanya mengembangkan teknologi untuk masa depan.
Pada masa modern ini kita
sudah mengenal teknologi digital. Secara
sederhana format digital bisa dianggap sebagai transformasi fungsi analog ke
dalam bentuk bit (0 dan 1) atau biasa
kita sebut program, untuk menjalankan fungsi yang sama/sangat mirip dengan
teknologi analog yang menjadi acuan. Hal ini membuat sebuah perangkat digital
dapat memiliki beberapa fungsi alat analog yang berbeda sekaligus, walaupun
memiliki bentuk yang berbeda, karena semua dijalankan lewat program dan
konversi data.
Contoh yang paling sederhana adalah
smartphone yang biasa kita pakai
sehari-hari. Dengan sebuah alat yang hanya seukuran telapak tangan kita sudah
bisa menjalankan beragam fungsi yang mewakili beragam perangkat analog (jam,
kamera, mengetik tulisan, memutar lagu, dll). Hal ini membuat teknologi digital
sangat efisien dan mudah digunakan, namun juga memiliki harga yang relatif lebih
mahal dan lebih rentan mengalami kerusakan dibanding dengan perangkat analog.
C. Potensi
Masa Depan
Evolusi dari media digital turut
membawa perubahan yang besar dalam keseharian manusia. Beberapa jenis media juga
mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
Salah satu contoh adalah media cetak seperti Kompas yang sekarang juga memiliki versi digital dan portal berita online yang bisa diakses lewat internet.
Hal ini membuat konsumen dapat mengakses berita secara lebih cepat dan aktual
tanpa perlu menunggu terbitnya versi cetak (koran).
Hadirnya beragam media sosial
juga membuat masyarakat awam tidak lagi hanya menjadi ‘pembaca’ konten berita
saja, namun juga bisa menjadi pihak yang membuat dan menyebarkan berita. Hal
ini tentu mewakili kebebasan berpendapat yang dijunjung oleh negara Demokrasi serta
pers itu sendiri, dimana berita yang diterbitkan oleh sebagian media cetak
terkadang melewati berbagai proses sensor untuk kepentingan perusahaan atau
menutupi fakta sebenarnya dari publik. Hanya saja perlu diingat bahwa informasi
bohong (hoax) juga dapat disebarkan
dengan mudah lewat media sosial, sehingga diperlukan kebijaksanaan dari
konsumen untuk memilah dan mencari tahu mana berita yang benar dan mana yang
salah.
Media digital yang sangat
gencar dikembangkan oleh negara-negara maju saat ini adalah Virtual
Reality (VR). VR merupakan
sebuah teknologi yang dapat membuat seseorang ‘merasakan’ sensasi media lewat
semua panca inderanya, tidak hanya lewat penglihatan atau pendengaran saja. VR
akan memberikan pengalaman yang sangat berbeda dibanding media-media lawas,
karena pengguna akan benar-benar serasa berada di suatu tempat atau mengalami
suatu hal secara langsung. Teknologi ini membuka gerbang yang sangat luas untuk
aplikasi di berbagai bidang, seperti bisnis
(pengguna bisa seperti melakukan rapat sungguhan walaupun terpisah jarak yang
jauh), sosial (VR akan membuat
hubungan jarak jauh menjadi seperti bertemu secara langsung, dan berbagai game online akan membuat pemain seolah-olah
bertemu dan bermain dengan pemain lain secara langsung), atau medis (terapi pengobatan pasca trauma
dengan skenario-skenario yang dapat ditampilkan dengan sangat nyata, sehingga
jauh lebih efektif daripada metode konvensional), dan masih banyak lagi. Mari
kita tunggu sejauh mana teknologi akan membawa kita di masa depan.
Daftar
Pustaka
- Junaedi, Fajar. Ishadi S.K., dan Diyah Ayu R. 2017. Manajemen Media di Indonesia. Jakarta: Penerbit Obor.
- Wibowo, Wahyu (Ed.). 2013. Kedaulatan Frekuensi : Regulasi Penyiaran, Peran KPI, dan Konvergensi Media. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
- Krisnawati, Astrie. 2012. “Konvergensi dan Konglomerasi Bisnis Media” dalam The Reposition Of Communication In The Dynamic Of Convergence: Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi (hlm. 588-597). Jakarta: Kencana.
- Johnston S. (2017) Virtual Reality as New Media is Revolutionary. Int J Adv Technol 8: 182. doi:10.4172/0976-4860.1000182.
- Kaul V. (2012) The Pros and Cons of New Media and Media Freedom. J Mass Commun Journalism 2:114. doi:10.4172/2165-7912.1000114.
No comments:
Post a Comment