Search This Blog

Thursday, January 24, 2019

Konvergensi Media dan Potensi Masa Depan

               A. Pendahuluan
Teknologi merupakan sesuatu yang terus berkembang dan berubah seiring perjalanan zaman. Teknologi sebagai hasil ciptaan dan buah pikiran manusia akan selalu mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan masyarakat di zaman tersebut. Sesuatu yang dianggap canggih dan sangat bermanfaat pada masa ini belum tentu akan dianggap sama dalam lima atau sepuluh tahun ke depan.
Teknologi juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari industri media. Perkembangan teknologi yang sangat pesat turut membawa perubahan yang besar bagi industri media. Salah satu dampak langsung dari perkembangan teknologi adalah timbulnya konvergensi media. Menurut Astrie (2012: 588), konvergensi media adalah integrasi berbagai layanan media melalui sistem teknologi, yang kemudian memungkinkan semakin terdiversifikasinya jenis-jenis produk media massa. Konvergensi bukan hanya sekedar proses teknologi yang menggabungkan beberapa fungsi media ke dalam satu alat, namun lebih mewakili perubahan kultural di mana konsumen akan terdorong untuk mencari informasi baru dan menghubungkan berbagai konten media yang sebelumnya tersebar. (Astrie, 2012: 590)
Perkembangan teknologi juga membawa tantangan baru bagi industri-industri di dunia. Hanya mereka yang sanggup beradaptasi dan menciptakan inovasi terus-menerus yang akan sanggup bertahan.

               B. Teknologi Analog & Digital
Evolusi teknologi tidak serta-merta terjadi begitu saja. Dibutuhkan proses yang cukup panjang sampai kita mengenal beragam teknologi yang kita biasa gunakan sekarang. Pada masa lalu, teknologi dimulai dengan sebutan sistem analog. Untuk format media cetak sendiri dimulai dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg pada abad ke 15 di Eropa. Hal ini membuat proses percetakan dan produksi tulisan cetak menjadi lebih cepat, dan menjadi cikal-bakal dari surat kabar.
Ciri khas dari sistem analog adalah setiap alat biasa hanya memiliki satu fungsi spesifik. Sebagai contoh mesin ketik hanya bisa untuk mengetik, kamera film yang hanya bisa mengambil foto, namun tidak ada cara untuk melihat hasil foto secara langsung tanpa dicuci terlebih dahulu, atau bahkan walkman yang sangat terkenal pada tahun 1990-an hingga awal 2000, dimana alat tersebut hanya bisa memutar lagu lewat kaset pita tanpa ada fungsi lain.
Dikarenakan fungsinya yang sangat spesifik tersebut, sistem analog memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
·      Tidak praktis, untuk mengerjakan beragam pekerjaan maka dibutuhkan beberapa jenis alat analog sehingga membuat pekerjaan tidak efisien (harus berganti-ganti alat).
·      Proses kerja yang lebih lambat. Ambil contoh kamera film, untuk melihat hasil foto saja kita harus mencuci filmnya dulu di kamar gelap, baru dicetak ke lembaran foto, yang mana tidak semua orang memiliki alat dan bisa melakukannya (pada masa tersebut).
Walaupun demikian teknologi analog juga memiliki beberapa kelebihan, misalnya biaya produksi yang lebih murah serta cenderung lebih awet / tidak mudah rusak (beberapa perusahaan bahkan masih menggunakan pita kaset untuk menyimpan data karena dianggap lebih tahan lama dan aman dari hacker). Meski memiliki kelemahan, namun teknologi analog merupakan batu loncatan bagi manusia dalam usahanya mengembangkan teknologi untuk masa depan.
Pada masa modern ini kita sudah mengenal teknologi digital. Secara sederhana format digital bisa dianggap sebagai transformasi fungsi analog ke dalam bentuk bit (0 dan 1) atau biasa kita sebut program, untuk menjalankan fungsi yang sama/sangat mirip dengan teknologi analog yang menjadi acuan. Hal ini membuat sebuah perangkat digital dapat memiliki beberapa fungsi alat analog yang berbeda sekaligus, walaupun memiliki bentuk yang berbeda, karena semua dijalankan lewat program dan konversi data.
Contoh yang paling sederhana adalah smartphone yang biasa kita pakai sehari-hari. Dengan sebuah alat yang hanya seukuran telapak tangan kita sudah bisa menjalankan beragam fungsi yang mewakili beragam perangkat analog (jam, kamera, mengetik tulisan, memutar lagu, dll). Hal ini membuat teknologi digital sangat efisien dan mudah digunakan, namun juga memiliki harga yang relatif lebih mahal dan lebih rentan mengalami kerusakan dibanding dengan perangkat analog.

              C. Potensi Masa Depan
Evolusi dari media digital turut membawa perubahan yang besar dalam keseharian manusia. Beberapa jenis media juga mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Salah satu contoh adalah media cetak seperti Kompas yang sekarang juga memiliki versi digital dan portal berita online yang bisa diakses lewat internet. Hal ini membuat konsumen dapat mengakses berita secara lebih cepat dan aktual tanpa perlu menunggu terbitnya versi cetak (koran).
Hadirnya beragam media sosial juga membuat masyarakat awam tidak lagi hanya menjadi ‘pembaca’ konten berita saja, namun juga bisa menjadi pihak yang membuat dan menyebarkan berita. Hal ini tentu mewakili kebebasan berpendapat yang dijunjung oleh negara Demokrasi serta pers itu sendiri, dimana berita yang diterbitkan oleh sebagian media cetak terkadang melewati berbagai proses sensor untuk kepentingan perusahaan atau menutupi fakta sebenarnya dari publik. Hanya saja perlu diingat bahwa informasi bohong (hoax) juga dapat disebarkan dengan mudah lewat media sosial, sehingga diperlukan kebijaksanaan dari konsumen untuk memilah dan mencari tahu mana berita yang benar dan mana yang salah.
Media digital yang sangat gencar dikembangkan oleh negara-negara maju saat ini adalah Virtual Reality (VR). VR merupakan sebuah teknologi yang dapat membuat seseorang ‘merasakan’ sensasi media lewat semua panca inderanya, tidak hanya lewat penglihatan atau pendengaran saja. VR akan memberikan pengalaman yang sangat berbeda dibanding media-media lawas, karena pengguna akan benar-benar serasa berada di suatu tempat atau mengalami suatu hal secara langsung. Teknologi ini membuka gerbang yang sangat luas untuk aplikasi di berbagai bidang, seperti bisnis (pengguna bisa seperti melakukan rapat sungguhan walaupun terpisah jarak yang jauh), sosial (VR akan membuat hubungan jarak jauh menjadi seperti bertemu secara langsung, dan berbagai game online akan membuat pemain seolah-olah bertemu dan bermain dengan pemain lain secara langsung), atau medis (terapi pengobatan pasca trauma dengan skenario-skenario yang dapat ditampilkan dengan sangat nyata, sehingga jauh lebih efektif daripada metode konvensional), dan masih banyak lagi. Mari kita tunggu sejauh mana teknologi akan membawa kita di masa depan.




Daftar Pustaka

  1. Junaedi, Fajar. Ishadi S.K., dan Diyah Ayu R. 2017. Manajemen Media di Indonesia. Jakarta: Penerbit Obor.
  2. Wibowo, Wahyu (Ed.). 2013. Kedaulatan Frekuensi : Regulasi Penyiaran, Peran KPI, dan Konvergensi Media. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
  3. Krisnawati, Astrie. 2012. “Konvergensi dan Konglomerasi Bisnis Media” dalam The Reposition Of Communication In The Dynamic Of Convergence: Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi (hlm. 588-597). Jakarta: Kencana.
  4. Johnston S. (2017) Virtual Reality as New Media is Revolutionary. Int J Adv Technol 8: 182. doi:10.4172/0976-4860.1000182.
  5. Kaul V. (2012) The Pros and Cons of New Media and Media Freedom. J Mass Commun Journalism 2:114. doi:10.4172/2165-7912.1000114.

No comments:

Post a Comment